
Permen Davos adalah permen atau kembang gula produk Kabupaten Purbalingga, yang turun temurun selalu dinikmati oleh warga Kabupaten Purbalingga. Rasa permen davos yang semriwing dan pedas serta bentuk bulat kecil dengan bungkus warna biru, merupakan ciri khas Permen Davos. Salah satu kebiasaan Ibu-Ibu adalah menyimpan permen davos di tas, untuk dinikmati bersama teman saat di kantor maupun saat ada pertemuan/kegiatan lainnya. Permen davos juga biasa dibawa sebagai oleh-oleh maupun alat barter makanan pada saat warga Kabupaten Purbalingga menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi. Permen Davos diproduksi oleh PT Slamet Langgeng yang didirikan oleh Siem Kie Djian pada tanggal 28 Desember 1931, berkedudukan di Jalan Jendral Achmad Yani Nomor 67 Kelurahan Kandanggampang Kec amatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah Awal berdiri perusahaan PT Slamet Langgeng hanya mempunyai ruang kerja yang sempit yang hanya cukup untuk 1(satu) mesin pencetak permen. Pada saat itu PT Slamet Langgeng baru memproduksi 2 (dua) macam kembang gula extra strong dengan merk :
•permen “ davos” dan
•permen “kresno”.

Pada Tahun 1942, masa revolusi yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat terhadap produksi PT Slamet Langgeng, sehingga perusahaan tidak berproduksi lagi atau macet. Namun demikian tidak berapa lama perusahaan perorangan yang didirikan oleh Siem Kie Djian mulai dirintis lagi dan berkembang lagi. Hal ini karena dibantu oleh staf yaitu Gunawan Budihardjo, Tedjo Harsono dan Budi Winarno. Seiring berkembangnya perusahaan, maka bentuk perusahaan perorangan kemudian dirubah menjadi perusahaan comanditer dengan nama CV Slamet Langgeng pada tanggal 6 Mei 1959. Susunan Pengurus CV Slamet Langgeng adalah :
Sekutu Pengurus : Siem Kie Djian
Sekutu Comanditer : 7 orang anak Siem Kie Djian.
Pada tanggal 31 Maret 1961 berubah lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang ditetapkan dengan Akte Notaris Nomor 24 dengan nama PT Purbasari & Co.
Namun demikian pada saat mengajukan permohonan pengesahan Menteri Kehakiman RI, ditolak penggunaan nama Purbasari.

Akhirnya digunakan nama semula yaitu PT Slamet Langgeng & Co berdasar Akte Notaris Nomor 44 Tanggal 29 September 1961.Produksi PT Slamet Langgeng & Co adalah :
Permen merk Davos, Kresno, Alpina dan Davos Lux, Limun dengan merk Slamet serta Biskuit dengan merk Slamet
Seiring perkembangan jaman, maka terjadi pergantian kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
•Tahun 1931-1961 dipimpin oleh Siem Kie Djian.
•Tahun 1968 – 1983 dipimpin oleh Tony Siswanto Hardi.
•Tanggal 1 Juli 1983 – Mei 1985 dipimpin oleh Corie Simadibrata.
•Tanggal 1 Juni 1985 dipimpin oleh Budi Handoyo Hardi dan dibantu oleh Iing Tedjo dan Maria Angela Laniwati.

PT. Slamet Langgeng pernah mengalami pasang surut, yakni pada masa penjajahan jepang pada Tahun 1942, setelah kemerdekaan Republik Indonesia, perusahaan ini kembali bangkit. Siem Kie Djan dibantu stafnya Gunawan Budihardjo Tedjoharsono dan Budi Winarno, roda perusahaan kembali berputar dengan cepat. Kapasitas produksinya semakin bertambah karena banyaknya permintaan.
Sepeninggal Siem Tahun 1961, perusahaan dipegang oleh Siem Tjong An, anak dari Siem Kie Djan. Enam tahun berikutnya yakni Tahun 1967 , perusahaan beralih pimpinan ke Toni Siswanto Hardi dan Corrie Simadibrata, menantu dan anak Siem Kie Djan.

Sejak 1985, PT Slamet Langgeng dipimpin generasi ketiga pendiri perusahaan yakni Budi Handojo Hardi dan istrinya, Iing Tedjo dan dua anaknya Sonia Hardi dan Nicodemus Hardi serta Keponakannya Manuela.
Berbagai kendala dihadapi oleh perusahaan , seperti kurangnnya bahan baku, hingga tiga unit produksi biscuit dan limun berhenti. produksi permen yang masih bertahan hingga saat ini. Perusahaan terus berusaha menambah produksi dan bisa bertahan dengan baik. Sayangnya memasuki tahun 2000 produksi turun hingga tahun 2007, penyebabnya tenaga pemasaran yang sudah tua dan hanya menyetok ditoko – toko yang sudah biasa.